Cara Tepat Mengamankan Keuangan Kamu!
Mada Aryanugraha
4 min read
Seiring berkembangnya teknologi dan internet membuat arus informasi semakin deras diterima oleh banyak orang. Seiring dengan hal itu muncullah berbagai macam istilah YOLO dan FOMO, yang membuat generasi Millennial dan Gen Z menjadi boros dalam hal keuangan. Apa itu YOLO? Apa itu FOMO? Kenapa kedua hal itu bikin generasi muda menjadi boros?
Istilah YOLO atau ‘You Only Live Once’ adalah sebuah prinsip dimana seseorang bebas melakukan apa saja, dalam hal ini bicara mengenai keputusan dalam menggunakan uang, tanpa harus memikirkan konsekuensi jangka panjang karena manusia ‘hidup hanya satu kali saja’. Adanya prinsip YOLO ini membuat seseorang seringkali menjadi serampangan dalam menggunakan uang terutama dalam tujuan memenuhi keinginan. Seringkali prinsip YOLO ini membuat kita jadi kesulitan dalam menabung, berinvestasi dan bisa memiliki aset produktif untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup di masa depan.
Sedangkan istilah FOMO atau ‘Fear of Missing Out’ adalah suatu prinsip tidak mau ketinggalan akan sebuah tren, sebuah prinsip yang timbul karena adanya gengsi untuk menjadi eksis, untuk selalu terlihat dimata orang lain. Prinsip FOMO ini seringkali membuat seseorang membeli atau melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak dibutuhkan dan tidak direncanakan. Sebagai contoh, seringkali seseorang tidak sadar tiba-tiba membeli sesuatu setelah mereka melakukan aktifitas melihat-lihat media sosial atau setelah melihat notifikasi yang dikeluarkan oleh aplikasi e-commerce. Bisa juga karena FOMO ini seseorang membeli sesuatu yang tidak dibutuhkannya, tetapi hanya karena gengsi, hanya karena ingin dilihat sebagai orang yang dapat membeli barang tersebut lalu memamerkannya di media sosial.
Karena YOLO dan FOMO inilah seringkali seseorang jadi kesulitan dalam menabung, tidak bisa melakukan investasi dan akhirnya tidak bisa memiliki aset yang produktif dan hal ini berdampak pada keuangan di masa depan, akan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Pemborosan yang dilakukan hari ini berdampak pada keuangan di masa depan, salah satu masalah keuangan yang terjadi adalah masalah terlilit Utang!
Lalu apa yang harus dilakukan agar kita tidak mengalami masalah keuangan, baik di hari ini maupun di masa depan? Agar keuangan kita menjadi aman. Berikut ini beberapa Langkah yang bisa dilakukan untuk mengamankan keuangan kamu.
1. Tanamkan dalam pikiran dan sadari pentingnya mengatur keuangan pribadi.
Pahami dan sadari bahwa prinsip YOLO dan FOMO seringkali membawa keburukkan dalam hidup, dari sisi keuangan seringkali membuat diri kita justru menjadi boros. Kita tidak hanya hidup untuk hari ini saja, tetapi juga ada masa depan. Bagaimana kalau ternyata kita diberi umur panjang? Bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi di masa depan? Tanyakan ke diri sendiri bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup yang setiap tahunnya terus meningkat? Sedangkan pendapatan yang dihasilkan belum tentu bisa mengimbangi kenaikan biaya hidup dan saat ini saja pendapatan selalu habis untuk pengeluaran, dan seringkali malah kurang dan harus berutang. Fokus dalam mengatur pengeluaran, menyesuaikan biaya hidup untuk tidak lebih besar dari pendapatan menjadi hal utama. Berapapun pendapatan yang dihasilkan maka harus cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bahkan kalau bisa harus ada selisih yang dihasilkan untuk bisa di tabung, untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
2. Utamakan keamanan keuangan jangan kenyamanan!
Pada dasarnya memang manusia menyukai yang namanya kenyamanan, tetapi dalam keuangan keamanan adalah hal utama yang harus terlebih dahulu di capai. Tanpa keamanan maka kenyamanan tidak dapat bertahan lama, dan malah dampak buruknya bisa saja malah berubah menjadi kesengsaraan. Contoh, seringkali ketika seseorang sudah memiliki pendapatan maka hal pertama yang dilakukan adalah justru memenuhi keinginan, seperti membeli kendaraan, membeli gadget atau liburan sebagai hadiah karena telah bekerja keras. Seharusnya yang dilakukan pertama kali saat seseorang telah memiliki pendapatan adalah menabung, mengumpulkan dana darurat, lalu memastikan kebutuhan proteksi terkait Kesehatan dan kematian telah terpenuhi. Apa artinya punya kenyamanan, tetapi ketika resiko dalam kehidupan terjadi misal mengalami sakit dan membutuhkan biaya yang besar, dan akhirnya harus menjual aset atau malah harus berutang, karena tidak memiliki dana darurat atau asuransi Kesehatan yang memadai. Ujung-ujungnya mengalami kerugian finansial dan mengalami kesulitan keuangan.
3. Bedakan antara kebutuhan dengan keinginan!
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, karena faktor YOLO dan FOMO seringkali pengeluaran yang dilakukan sifatnya untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan. Perbedaan mendasar antara kebutuhan dengan keinginan adalah kebutuhan sifatnya terbatas, sedangkan keinginan tidak terbatas. Karena besarnya pendapatan yang dihasilkan terbatas, maka pengeluaran biaya hidup harus fokus kepada kebutuhan bukan keinginan. Karena faktor keinginan lah seringkali pendapatan yang dimiliki terasa kecil atau kurang untuk bisa memenuhi biaya hidup, menjadi lupa bersyukur dan selalu merasa tidak cukup. Utamakan kebutuhan, bikin list pengeluaran yang biasa dilakukan beserta besar uang yang dikeluarkan, pilah dan pilih mana pengeluaran yang ternyata berupa keinginan, kurangi bahkan jika memungkinkan dihilangkan atau ditunda pengeluarannya. Pastikan pengeluaran yang direncanakan adalah pengeluaran yang mengutamakan kebutuhan bukan keinginan, sehingga bisa memastikan pengeluaran lebih kecil dari pendapatan dan bisa selisihnya dipergunakan untuk menabung, mengumpulkan dana darurat dan untuk membeli proteksi diri.
4. Penuhi keinginan atau kenyamanan hanya jika keamanan keuangan sudah tercapai!
Keamanan dalam keuangan dapat tercapai jika seseorang telah mencapai 3 hal, yaitu pertama memiliki arus kas yang positif artinya, antara pendapatan dengan pengeluaran terdapat selisih sehingga bisa digunakan untuk menabung atau berinvestasi. Kedua, keamanan tercapai ketika dana darurat ideal dan memiliki proteksi untuk resiko kesehatan/kematian (Punya asuransi Kesehatan/Jiwa) sesuai kebutuhan sudah terpenuhi. Ketiga, keamanan tercapai jika sudah tidak ada utang konsumtif yang harus diselesaikan. Memiliki utang konsumtif dapat mengganggu keamanan keuangan, sehingga penting untuk segera di lunasi. Kalaupun ada utang yang produktif, maka harus dipastikan cicilan utang produktifnya tidak boleh melebihi dari 30% pendapatan bulanan.
Mengutamakan keamanan keuangan daripada kenyamanan dapat membuat hidup kita menjadi lebih tenang, lebih produktif dan pastinya lebih banyak bersyukur. Mengutamakan kenyamanan justru akan membuat kita jadi lebih konsumtif, selalu mengeluh dan merasa selalu tidak cukup. Semoga artikel ini membuat kita jadi lebih baik dalam mengatur keuangan.